Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemerintah China Menghancurkan Megagereja Dengan Dinamit


Kepolisian China menghancurkan salah satu gereja injili terbesar di negara ini pada hari Selasa, 09 Januari 2018. Mereka menggunakan mesin berat dan dinamit untuk meruntuhkan bangunan di mana ada lebih dari 50.000 orang jemaat yang secara rutin beribadah di Gereja tersebut.

Gereja Protestan Golden Lampstand di Provinsi Shanxi adalah satu dari setidaknya dua gereja Kristen yang dibongkar oleh pihak berwenang dalam beberapa pekan terakhir, bagian dari apa yang dikritik kritikus sebagai usaha nasional untuk mengatur kehidupan spiritual di China.


Di bawah Presiden Xi Jinping, pemerintah telah menghancurkan gereja-gereja atau memindahkan menara dan salib mereka sebagai bagian dari kampanye yang mencerminkan ketakutan lama Partai Komunis bahwa kekristenan, yang dipandang sebagai filsafat Barat, merupakan ancaman bagi otoritas partai tersebut.


Sebelumnya anggota gereja tersebut sempat bentrok dengan pihak berwenang. Pada bulan September 2009, selama pembangunannya, gereja tersebut, yang dipimpin oleh penginjil Wang Xiaoguang dan Yang Rongli, menjadi sasaran serangan brutal. Ratusan polisi dan preman disewa untuk menyerang anggota gereja di lokasi konstruksi, menggeledah gedung tersebut, menyita Alkitab, dan kemudian menangkap dan memenjarakan beberapa pemimpin gereja, menurut sebuah laporan dari ChinaAid

Pada saat itu, para pemimpin gereja menerima hukuman penjara yang panjang, dituntut karena secara ilegal menduduki lahan pertanian dan mengganggu lalu lintas dengan cara berkumpul, menurut media pemerintah.

Baca juga: Organisasi Misionaris CWI: Jumlah Orang Yahudi yang Menerima Kristus Semakin Meningkat

Yang Xuan menghabiskan tiga setengah tahun di penjara, dan Yang Rongli menghabiskan tujuh tahun di sana. Istri Yang Xuan dijatuhi hukuman dua tahun di sebuah kamp kerja paksa dimana dia kerap dipukuli.

Salah satu surat kabar negara China, Global Times, menyebut gereja tersebut sebuah "bangunan ilegal" dalam sebuah laporan yang dikeluarkan pada 10 Januari, dan mengatakan pembongkaran tersebut merupakan bagian dari kampanye untuk menghapus struktur ilegal di kota tersebut.

"Penindasan berulang terhadap Gereja Golden Lampstand menunjukkan bahwa pemerintah China tidak menghormati kebebasan beragama atau hak asasi manusia," kata Bob Fu, pendiri kelompok tersebut.


ChinaAid, sebuah organisasi pengawas kebebasan beragama di China, mengatakan bahwa bangunan itu dibangun oleh penginjil yang sudah menikah Wang Xiaoguang dan Yang Rongli dengan sumbangan hampir $3 juta dari orang-orang Kristen setempat. Alasan dihancurkannya gedung gereja tersebut adalah karena gereja tidak pernah terdaftar di pihak berwenang, sebagai sebuah persyaratan hukum.


Secara resmi, warga negara China bebas untuk mempraktekkan agama pilihan mereka, namun pemerintah mengendalikan kehidupan spiritual dengan ketat, dan dalam beberapa kasus melarang kelompok tertentu, seperti Falun Gong.

Baca juga: China Menahan Lebih dari 100 Orang Kristen di Kamp 'Re-Education'

Pada 27 Desember, pihak berwenang juga menghancurkan sebuah gereja Katolik di Provinsi Shaanxi, sebelah barat daya Provinsi Shanxi, menghancurkan sebuah altar dan menyita vestasi, menurut ChinaAid.

Seperti dilansir Open Doors pada tahun 2015, pejabat pemerintah merobohkan lebih dari 1.200 salib dan menghancurkan sejumlah gereja di Provinsi Zhejiang, dengan mengatakan bahwa mereka adalah bangunan ilegal.

(Sumber: The New York Times, Opendoors)

Posting Komentar untuk "Pemerintah China Menghancurkan Megagereja Dengan Dinamit"